Halaman Muka

Mengenai Saya

Foto saya
Kita bangun kebersamaan melalui komunikasi tanpa batas ini

Jumat, 21 Mei 2010

SUNNAH NABI SHALLALLAHU

SUNNAH NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM MENAFSIRKAN AL-QUR'AN, MENGURAIKANNYA, MENERANGKANNYA DAN MENJELASKANNYA


Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas





Semua yang disifatkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam hadits-hadits yang shahih, yang telah diterima oleh ahli Ilmu, maka wajib kita mengimaninya. Hukum as-Sunnah sama dengan hukum al-Qur’an dalam menetapkan ilmu, keyakinan, ‘aqidah (i’tiqad), dan amalan, karena as-Sunnah menjelaskan al-Qur’an tentang Nama-Nama Allah dan Sifat-Sifat-Nya menurut hakikatnya yang sesuai dengan keagungan Allah dan Kemuliaan-Nya.[1]

Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“ Artinya : Dan Allah telah menurunkan al-Kitab (al-Qur’an) dan Hikmah (as-Sunnah) kepadamu.” [An-Nisaa’: 113]

“Artinya : Dan Allah telah mengajarkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) dan Hikmah (as-Sunnah).” [Al-Baqarah: 129 ]

“Artinya : Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’an, agar engkau menerangkan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” [An-Nahl: 44]

Firman-Nya yang lain.

“Artinya : Dan Kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” [An-Nahl: 64]

“Artinya : Dan apa yang diperintahkan Rasul kepadamu, maka ambillah. Dan apa yang dilarang, maka jauhilah...” [Al-Hasyr : 7]

Dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Ketahuilah, sesungguhnya aku diberikan al-Kitab (al-Qur’an) dan yang sepertinya (yaitu as-Sunnah) bersamanya.” [2]

Maka, segala sesuatu yang telah dijelaskan oleh Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Sifat-Sifat Allah, maka sesungguhnya al-Qur’an telah menunjukkannya pula. Karena Sunnah termasuk juga wahyu yang diturunkan dan diajarkan oleh Allah kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:

“Artinya : Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” . [An-Najm: 3-4]

Imam Ahmad rahimahullah berkata tentang hadits-hadits mengenai Sifat Allah Azza wa Jalla: “Kita mengimani dan meyakininya dengan tidak menolak sedikit pun daripadanya, jika isnadnya shahih.” [3]


[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir 1425H/Agustus 2004M]
_________
Foote Note
[1]. Lihat at-Tanbiihatul Lathiifah (hal. 48).
[2]. HR. Abu Dawud (no. 4604), Ahmad (IV/131), dari Shahabat Miqdam bin Ma’di Kariba Radhiyallahu ‘anhu
[3]. Lihat Syarh Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (III/502 no. 777).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar