Halaman Muka

Mengenai Saya

Foto saya
Kita bangun kebersamaan melalui komunikasi tanpa batas ini

Kamis, 13 Mei 2010

BERGAUL DENGAN PELAKU PENYIMPANGAN SEKSUAL




BERGAUL DENGAN PELAKU PENYIMPANGAN SEKSUAL 

 

 

Oleh 

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz 

 

 

 

Pertanyaan. 

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Apa pernjelasan Anda
tentang bermua’amalah dengan para pelaku dosa besar, seperti pezina,
homosek dan d
osa besar lainnya yang telah datang dalil yang menyebutkan
ancaman keras bagi pelakunya ? Bolehkah berbicara dengan mereka ? Bolehkah
mengucapkan salam kepada mereka ? Bolehkah pula berteman dengan mereka
dalam rangka mengingatkan mereka akan ancaman Allah dari siksaNya yang
pedih ? 

 

Jawaban 

Orang yang tertuduh melakukan perbuatan maksiat wajib untuk dinasehati
dan diberi peringatan akan maksiat itu dan akibat jeleknya, dan bahwa
maksiat itu termasuk diantara penyebab sakit, mengeras dan matinya hati.
Adapun orang yang terang-terangan dan mengakui maksiat itu, maka wajib
ditegakkan had pada dirinya dan dilaporkan kepada penguasa. 

 

Tidak boleh berteman dan bergaul dengan orang seperti itu, bahkan sebaliknya
wajib diboikot agar mudah-mudahan dia mendapat hidayah Allah dan mau
bertaubat. Kecuali jika boikot itu justru menjadikan mereka bertambah
jelek perilakunya. Maka wajib selalu mengingkari perbuatan mereka dengan
cara yang baik dan nasehat yang terus menerus sampai mereka mendapat
hidayah dari Allah. 

 

Tidak boleh menjadikan mereka teman, bahkan wajib terus mengingkari
dan memperingatkan mereka tentang perbuatan mereka yang keji itu. Dan
wajib bagi pemerintah negeri-negeri Islam menangkap mereka dan melaksanakan
had-had syari’at pada mereka. Sedangkan orang-orang yang mengetahui
keadaan mereka, wajib untuk membantu negara dalam hal itu berdasarkan
firman Allah Subhanahu wa ta’ala. 

 

“Artinya : Dan tolong-menolonglah dalam berbuat kebajikan dan ketakwaan”
[Al-Ma’idah : 2] 

 

“Artinya : Dan orang-orang yang beriman lelaki dan perempuan, sebagian
mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang makruf, mencegah dari perbautan yang mungkar” [At-Taubah
: 71] 

 

“Artinya : Demi masa,sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal salih, dan nasihat
menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi
kesabaran” [Al-Ashr : 1-3] 

 

Begitupula berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

 

“Artinya : Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran,
maka hendaknya dia merubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaknya
dengan lisannya. Dan jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan
itu selemah-lemah iman” [Riwayat Muslim] [1] 

 

“Artinya : Agama itu nasihat. Ditanyakan kepada beliau, “Nasihat
untuk siapa wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab, “Untuk Allah, untuk
kitabNya, untuk RasulNya, dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan
kaum muslimin umumnya” [Riwayat Muslim] [2] 

 

Ayat dan hadits yang mengandung makna ini amat banyak. 

 

Kami memohon kepada Allah semoga Dia memperbaiki keadaan kaum muslimin,
menjadikan mereka paham akan ajaran agamanya, dan melimpahkan taufiqNya
kepada mereka untuk nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan
nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran Anda, serta menyatukan
kalimat mereka. 

 

[Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah V/399-400] 

 

[Disalin dari Majalah Fatawa Volume 11/Th I/14124H-2003M, Alamat Redaksi
Islamic Center Bin Baz , Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul Yogyakarta] 

__________ 

Foote Note. 

[1]. Muslim No. 49. Tirmidzi no. 2172. Nasa’i No. 5008-5009. Abu Dawud
No. 1140, 4340. Ibnu Majah No. 1275, 4013. Ahmad No. 10689 

[2]. Muslim No 55. Nasa’Ii No. 4197, 4198. Abu Dawud No. 4944. Ahmad
No. 16493 dari Tamim Ad-Dari. Tirmidzi N0. 1926 dan Nasa’i No. 4199
dari Abu Hurairah













Tidak ada komentar:

Posting Komentar