Halaman Muka

Mengenai Saya

Foto saya
Kita bangun kebersamaan melalui komunikasi tanpa batas ini

Jumat, 21 Mei 2010

PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG SAHABAT

PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG SAHABAT


Oleh
Dr. Muhammad Abdurrahman Al-Khumais




[1]. Imam Abu Hanifah berkata: "Kita tidak boleh menyebutkan seorangpun dari sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali dengan sebutan yang baik".[1]

[2]. Kata beliau juga: "Kita juga tidak boleh berlepas diri dari salah satu sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan tidak boleh pula mencintai yang satu dan mengesampingkan yang lain".[2]

[3]. Beliau juga berkata: "Keberadaan salah seorang sahabat bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sesaat saja, hal itu lebih bagus dari pada amal kita sepanjang umur, meskipun umur itu panjang". [3]

[4]. Kata beliau lagi: "Kita menetapkan, bahwa di antara umat Islam ini, orang yang paling mulia seudah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Abu Bakar ash-Shidiq, kemudian Umar, kemudian Utsman dan kemudian Ali Radhiallahu 'anhu".[4]

[5]. Beliau juga berkata: "Manusia paling mulia setelah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah Abu Bakar, Kemudian Umar, kemudian Utsman dan kemudian Ali. Selanjutnya kita tidak boleh membicarakan tentang para sahabat kecuali dalam hal-hal yang baik-baik saja". [5]


[Disalin dari kitab I'tiqad Al-A'immah Al-Arba'ah edisi Indonesia Aqidah Imam Empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, Ahmad), Bab Aqidah Imam Abu Hanifah, oleh Dr. Muhammad Abdurarahman Al-Khumais, Penerbit Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia Di Jakarta]
_________
Foote Note
[1]. Al-Fiqh Al-Alkbar, hl. 304
[2]. Al-Fiqh Al-Absath, hal 40
[3]. Al-Makki Manaqib Abi Hanifah, hal 76.
[4]. Kitab Al-Washiyah beserta syrhnya, hal 14
[5]. An-Nur Al-Lami, lembar 119-A


Tidak ada komentar:

Posting Komentar